Kulitmelinjo mengandung asam askorbat, tokoferol, flavonoid, saponin, dan polifenol yang berperan sebagai peningkat daya inhibisi terhadap aktitivitas xantin oksidase. Maka dari itu, kulit melinjo bisa dijadikan pilihan untuk obat asam urat. Kelebihan lain dari kulit melinjo adalah harganya yang murah dan mudah didapat. Namunternyata daun salam juga mampu dijadikan obat untuk menurunkan asam urat dan kolesterol. Daun salam mengandung tanin, minyak esensial, dan flavonoid yang bekerja ampuh mengatasi penyakit asam urat dan kolesterol. Selain itu, dengan sifat analgetik yang dimiliki daun salam dapat membantu mengurangi rasa sakit saat asam urat kambuh. BacaJuga: Daftar Makanan yang Baik dan Sehat untuk Penderita Asam Urat. 8. Celebrex - Celecoxib. Satu lagi obat golongan anti-inflamasi non-steroid yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala nyeri dan peradangan terutama pada persendian, yaitu celecoxib. CopYR. Curcumin adalah senyawa kimia antiradang dalam kunyit yang membantu meredakan peradangan. Studi yang diterbitkan pada 2019 oleh jurnal Arthritis Research & Therapy mendapati bahwa curcumin dapat menekan protein yang disebut faktor nuklir-kappa B NF-kappa B dalam uji coba hewan. Protein NF-kappa B adalah zat yang menghasilkan peradangan dalam tubuh. Ketika produksi protein tersebut ditekan, peradangan yang disebabkan oleh pengkristalan asam urat di sendi pun dapat mereda. Sebuah uji coba yang dilakukan pada manusia juga menemukan hal serupa setelah memurnikan ekstrak curcumin menjadi fexofytol. Uji coba tersebut diterbitkan dalam Open Journal of Rheumatology and Autoimmune Diseases pada 2013. Hasilnya, fexofytol efektif memblokir NF-kappa B. Namun, ada baiknya konsultasi dulu ke dokter sebelum menggunakan kunyit sebagai obat herbal untuk asam urat. Pasalnya pada beberapa kasus, kunyit dapat menyebabkan efek samping. 3. Cuka apel Keasaman cuka apel disinyalir dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat radang sendi, termasuk asam urat. Pasalnya, cuka dapat meningkatkan alkalinitas kebasaan tubuh dan memiliki sifat antiinflamasi. Berdasarkan penelitian di Jepang pada 2010, pola makan atau makanan tertentu, seperti cuka apel, yang dapat meningkatkan alkalisasi urin dapat pula meningkatkan pembuangan asam urat uric acid dari tubuh. Dengan demikian, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan uric acid yang merupakan penyebab penyakit asam urat. Untuk bisa mendapat manfaat tersebut, Anda dapat mengonsumsi dua sendok makan cuka apel dalam tiga kali sehari. Untuk mengurangi keasamannya, Anda dapat mencampurkan cuka apel dengan madu, yang juga sama-sama memiliki sifat antiinflamasi. Meski demikian, Anda pun perlu berhati-hati ketika mengonsumsi cuka apel, sebab rasa asam yang tinggi dapat mengikis jaringan kerongkongan dan enamel gigi. Selain itu, cuka apel juga mungkin memiliki interaksi negatif dengan beberapa obat, seperti obat diabetes. Perlu diketahui pula, tidak semua penderita asam urat pun efektif menurunkan kadar uric acid-nya dengan obat alami ini. 4. Biji seledri Penelitian yang dipublikasikan di Molecular Medicine Reports pada 2019 menunjukkan bahwa ekstrak biji seledri memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang bermanfaat bagi penderita asam urat. Penggunaan ekstrak biji seledri disebut dapat mengurangi pembengkakan di sekitar sendi akibat peradangan penyakit asam urat . Biji seledri disebut mengandung berbagai senyawa aktif, termasuk luteolin dan 3-n-butylphthalide 3nB, yang sudah diteliti bermanfaat untuk mengatasi peradangan dan mengendalikan produksi asam urat. Oleh karena itu, tanaman obat herbal ini diklaim bisa menjadi salah satu cara untuk mengobati asam urat secara alami. Meski demikian, berbagai penelitian mengenai biji seledri dan khasiat asam urat ini baru diuji pada hewan. Masih dibutuhkan penelitian lanjutan pada manusia untuk memastikan manfaatnya. 5. Kembang sepatu Kembang sepatu atau hibiscus diyakini dapat menjadi salah satu obat tradisional penurun asam urat. Menurut penelitian tentang kembang sepatu dari Journal of Functional Foods, kadar asam urat pada tikus yang diberikan ekstrak kembang sepatu menurun cukup signifikan. Biasanya ekstrak kembang sepatu dikonsumsi dalam bentuk suplemen tablet atau teh. Akan tetapi, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitas penggunaannya sebagai obat asam urat herbal pada manusia. 6. Brotowali Melansir ulasan studi dari Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry pada 2017, ekstrak jus batang brotowali dapat menjadi obat herbal alami untuk asam urat. Pasalnya, brotowali diyakini dapat membantu menetralkan peningkatan kadar asam urat dalam tubuh. Selain itu, penelitian pada 2014 dari Journal Clinical and Evaluation Research menunjukkan brotowali dapat menjadi tumbuhan obat pereda nyeri alami untuk serangan asam urat setelah diuji coba pada tikus. Namun, penelitian ini belum dilakukan pada manusia. Konsultasi ke dokter untuk penggunaan lebih lanjut. 7. Meniran hijau Meniran hijau atau lab grade Chanca Piedra, yang populer sebagai obat herbal untuk batu ginjal dan batu empedu, juga bisa menjadi menjadi salah satu cara untuk menurunkan asam urat secara alami. Meniran hijau dipercaya dapat menghambat produksi asam urat berlebih dalam tubuh, sekaligus memecah dan membilas penumpukan kristal asam urat. Dengan begitu, obat alami ini dapat mencegah terjadinya serangan asam urat. Namun, konsultasikan dulu pada dokter sebelum menggunakan tanaman ini sebagai obat tradisional asam urat. Pasalnya, belum ditemukan jelas penelitian yang menyatakan bahwa meniran hijau dapat menjadi obat tradisional asam urat yang benar-benar ampuh dan bebas efek samping. 8. Tanaman jelatang Tanaman jelatang stinging nettle, atau dalam bahasa latin disebut sebagai urtica dioica, adalah tanaman herbal yang dipercaya dapat menjadi obat tradisional untuk asam urat. Dilansir dari Arthritis Foundation, sebuah penelitian di Jerman menemukan bahwa ekstrak tanaman jelatang mengandung zat antiradang bernama hox alpha, yang dapat menekan pelepasan sitokin sebagai pemicu peradangan pada persendian. Selain itu, jelatang juga kaya akan kalium, kalsium, dan magnesium, yang dapat membantu mengobati asam urat secara alami. Anda dapat mengonsumsi ekstrak tanaman jelatang dalam bentuk kapsul, tablet, teh, atau daun utuh. Dalam bentuk kapsul atau tablet, sebaiknya konsumsi sebanyak mg setiap hari, sedangkan untuk teh sebanyak satu cangkir dalam tiga kali sehari. Anda pun bisa menempelkan daun jelatang langsung ke area sendi yang terkena asam urat untuk mengurangi peradangan. 9. Bunga dandelion Teh atau ekstrak bunga dandelion dipercaya bisa jadi ramuan obat herbal untuk membantu mengatasi asam urat. Penelitian tahun 2016 dari jurnal Reinal Failure menemukan bahwa bunga dandelion dapat menurunkan kadar asam urat pada penderita yang berisiko sakit ginjal. Namun, hal ini belum ditemukan kebenarannya secara medis. Masih dibutuhkan banyak penelitian lagi untuk memastikan manfaat bunga dandelion untuk mengatasi asam urat. JAKARTA - Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme purin dalam tubuh. Mamalia selain primata tingkat tinggi memiliki uratase yang mampu mengubah asam urat menjadi alantoin yang merupakan produk larut air. Manusia tidak memiliki uratase, sehingga produk akhir metabolisme purin adalah asam urat. Kadar asam urat yang melebihi batas kelarutannya, akan menyebabkan kristalisasi natrium urat di jaringan lunak dan sendi yang disebut gout. Pengobatan gout umumnya dilakukan dengan obat yang dapat menghambat aktivitas enzim xantin oksidase. Salah satu obat sintetis yang digunakan untuk terapi asam urat adalah allopurinol. Obat ini memiliki beberapa efek samping, seperti demam, menggigil, leukopenia, serta gangguan pencernaan. Perlu adanya obat alternatif yang memiliki aktivitas pengobatan lebih baik dan rendah efek samping. Obat tradisional yang berasal dari tumbuhan umumnya memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat-obatan kimia. Atas hal tersebut Chintia Ayu Puspita mahasiswa Institut Pertanian Bogor IPB melalui Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian PKM-P bersama tim yang terdiri dari Syfa Zulaeha, dan Dandung Wasana terdorong melakukan penelitian untuk mencari bahan potensial alami penurun kadar asam urat dari bahan kulit melinjo.“Kalau dalam istilah keseharian orang menyebut asam urat itu penyakit, padahal asam urat itu senyawa bukan penyakitnya, penyakitnya itu namanya pirai kalo dalam ilmiahnya gout. Pirai itu sendiri karena kadar asam urat dalam darahnya tinggi. Manusia membutuhkan asam urat sebagai anti-oksidan, apabila kadarnya berlebihan dalam tubuh lama-lama akan mengkristal akhirnya mengendap bisa di persendian, ginjal dan jantung,” ungkap mahasiswi Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA IPB ini dalam keterangan pers diterima Selasa 6/13.Melinjo dikenal sebagai tanaman yang memicu peningkatan kadar asam urat, namun berbagai kandungan senyawa dalam kulit melinjo diduga dapat menurunkan kadar asam urat. Kulit melinjo yang memiliki daya inhibisi terhadap aktivitas xantin oksidase terbesar dalam penelitian Wulandari 2012 adalah ekstrak etanol kulit melinjo muda mentah dan direbus. “Alasan kami memakai kulit melinjo adalah karena melinjo itu sendiri kan mengandung purin yang tinggi, jadi anggapan masyarakat apapun komponen melinjonya misalkan daunnya, kulitnya, bijinya itu bisa meningkatkan kadar asam urat, padahal kulit melinjonya sendiri itu memiliki fungsi kebalikannya. Sebenarnya yang bisa menaikkan kadar asam urat itu cuma bijinya, kalau kulitnya malah dapat menurunkannya,” tutur menambahkan, selama ini belum pernah ada yang meneliti secara invivo. “Sebenarnya sudah ada penelitian tentang kandungannya. Kandungan yang dapat menurunkannya itu flavonoidnya, dan ternyata itu tinggi di kulit melinjo yang muda makanya kita pilih selain untuk mengubah anggapan masyarakat itu tadi,” ujarnya. Uji cobaTim ini melakukan percobaan dengan menggunakan 25 ekor tikus putih Rattus norvegicus jantan. “Kita menggunakan hewan uji coba secara langsung, kita gunakan tikus putih. Awalnya kulit melinjo kita keringkan dan kita bikin ekstrak. Bikin ekstraknya kita pakai cara maserasi, itu simpel cuma dikasih pelatuknya terus di-shaker selama 3 kali 24 jam lalu dipekatkan. Ekstraknya berbentuk pasta. Setelah pekat, itulah yang kita gunakan untuk perlakuan dicekokin ke tikusnya,” ujar 25 ekor tikus dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok standar yang terdiri dari 5 ekor tikus dan kelompok yang terdiri dari 20 ekor tikus. Kelompok standar diberikan pakan standar. Kelompok 20 ekor tikus dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kontrol positif, kontrol negatif dan kontrol positif terdiri dari 5 ekor tikus yang diberi pakan tinggi purin dan allopurinol. Kelompok kontrol negatif terdiri dari 5 ekor tikus yang diberi pakan tinggi kadar purin tanpa diberi ekstrak kulit buah melinjo maupun allopurinol. Kelompok perlakuan merupakan kelompok tikus yang diberikan pakan tinggi purin dan juga ekstrak kulit buah melinjo. Kelompok perlakuan dibagi kembali menjadi dua kelompok berdasarkan dosis ekstrak kulit buah melinjo menurut Safwan 2016, yaitu dosis mg/kgBB dan mg/kgBB dengan masing-masing dosis diberikan pada 5 ekor tikus.“Perlakuannya itu beda-beda, kelompok tikus normal itu tanpa perlakuan, kelompok kontrol positif perlakuannya dikasi obat sintetis allopurinol, kontrol negatif tidak diberi obat. Kemudian kelompok perlakuan dosis satu diberi obat yang kita uji, kelompok dosis dua sama tapi dosis ekstraknya dua kali lipat dari dosis pertama. Pemberiannya itu dicekok oral. Setelah diberi perlakuan ditunggu satu jam, lalu dicek darah untuk melihat penurunan kadar asam uratnya, yang diberi ekstrak dengan yang diberi obat itu lebih efektif mana dalam menurunkan kadar asam urat. Setelah itu kita uji menggunakan kit terus tikusnya dihistopatologi untuk melihat gout-nya. Saat ini kita masih sampai tahap induksi,” dibagi menjadi masa adaptasi selama dua minggu dan perlakuan selama empat minggu. Selama percobaan dilakukan pengukuran bobot dan pengambilan darah satu kali seminggu dan dilakukan pengujian darah untuk mengetahui kandungan asam urat pada tikus tersebut. “Untuk tikusnya ada masa adaptasi, induksi dan perlakuan. Masa adaptasi dua minggu dan masa induksi selama tujuh hari. Untuk meningkatkan kadar asam uratnya kita pakai dua cara, pakai hati ayam dan senyawa kalium oksonat yang bisa menghambat enzim urikase, enzim yang dapat mengubah asam urat menjadi senyawa larut air sehingga asam urat tidak mengendap dan dikeluarkan lewat urin, sedangkan tikus itu punya enzim urikase,” ungkap ini diharapkan dapat memicu penelitian lanjutan mengenai pembuatan produk obat herbal dari kulit buah melinjo untuk penderita gout serta memberikan kontribusi dalam bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan. “Harapannya semoga hasil kita ini bagus, bisa terbukti bahwa kulit melinjo bisa menurunkan kadar asam urat. Inovasi selanjutnya bisa dijadikan produk makanan atau apa pun yang bisa dikonsumsi manusia,” tutur Chintia. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini Abstract Read online ABSTRAK Enzim xantin oksidase adalah enzim yang berperan sebagai katalisator dalam proses oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan kemudian menjadi asam urat. Asam urat adalah produk dari metabolisme purin yang mengendap di persendian dan membentuk kristal sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan kaku, menyebabkan pembesaran dan penonjolan sendi. Obat sintetik yang biasa digunakan untuk mengatasi asam urat adalah allopurinol. Allopurinol bekerja menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya xantin dan hipoxantin. Akan tetapi allopurinol memiliki beberapa efek samping, kadang–kadang terjadi toksisitas pada gastrointestinal dan meningkatkan serangan akut gout pada awal terapi. Oleh karena itu, banyak masyarakat memanfaatkan tanaman obat sebagai anti asam urat karena memiliki efek samping yang relatif kecil, mudah didapatkan, dan harganya relatif murah dibandingkan dengan obat sintesis. Kulit kayu secang Caesalpinia sappan L., ternyata memiliki kemampuan sebagai anti asam urat. Hasil penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa ekstrak kulit kayu secang mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase sampai 56,47%, sementara allopurinol mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase sampai 87,47%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kulit kayu secang memiliki aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional anti asam urat. Kata kunci xantin oksidase, kulit kayu secang, asam urat ABSTRACT Xanthine oxidase is an enzyme that act as catalyst in the process of oxidizing hypoxanthine to become xanthine and then into uric acid. Uric acid is the product of metabolism of purine that settles in the joints and form crystal that sparks great pain and stiffness, also an enlargement and protrusion of swollen joints. As synthetic drug commonly used to overcome uric acid is allopurinol. Allopurinol work by inhibiting the formation of uric acid precursor xanthine and hypoxanthine, however allopurinol have few side effects, sometimes occurs in gastrointestinal toxicity and increase gout attack acute at the beginning of therapy. Hence, many people use medicinal plants as anti uric acid because it has less side effects, easy to get and are relatively inexpensive as opposed to synhesis medicine. Bark of secang Caesalpinia sappan L..have the capability to inhibit of the activity of the xanthine oxidase until 56,473%, while allopurinol capable of inhibiting the activity of the xanthine oxidase until 87,474%. The result of this research proves that bark of secang having activity to inhibit of xanthine oxidase, so that it can be used as traditional medicines for anti uric acid. Keywords xanthine oxidase, bark of secang, inhibitory activity.